Untuk Afifah


Untuk  : Afifah Zhafira Saliha
Dari    : Pengemar

    Kita memang tak pernah berbicara secara langsung. tapi entah mengapa setiap aku terdiam, aku selalu memikirkanmu. entah itu kekonyolan ku disurat yang kubuat atau pun kita yang ngak pernah berani untuk saling bertemu, sejak surat terakir itu aku merasa sangat puas karena kita terbebas dari zinah, walau dengan cara yang cukup menyakitkan bagiku. aku masih ingat betuk aku pernah meminta mu untuk memberekan surat pertama mu ke aku kembali, itu sesuatu yang konyol bagiku, mungkin. samapai saat ini surat itu masih aku jaga, pernah suatu saat aku lupa aku menaruh selembaran surta" yang kau berikan. aku khawatir jika itu hilang aku berpikir bahwa jika aku menghilangkannya aku akan melupakan kenangan yang begitu berharga bagiku. aku masih bingung apakah ini masih bisa disebut cinta? karena setahu ku jika aku menyukai seseorang aku selalu ingin didekatnya, ingin memegangnya, ingin dia menjadi miliku seorang. dari sekian banyak yang membuatku terpikir sampai 4 tahun lamanya kamu adalah salah satu orang yang aku selalu rindukan, apalagi tulisan mu yang begitu indah dan tanfa tangan mu yang selalu berubah hampir setiap surat yang kau berikan.

    aku cukup senang jika kau mengandalkan teman mu yang memberikan suratnya, aku terpaku bukan hanya karena tampak mu, bahkan aku belum pernah bertatap muka denganmu. yang membuat ku berpikir adalah surat coklat yang kau berikan, isinya surat al-isra ayat 32. terima kasih sudah mengingatkanku, aku cukup tersakiti waktu itu tapi aku masih bisa menerimanya. aku masih mencintaimu (mungkin), entah mengapa pikiranku selalu ada kamu, aku berjanji jika kita memang ditakdirkan bersama aku akan melamarmu. ya, aku tahu aku masih dini untuk bicara seperti ini, tapi aku ingin kamu tahu betapa aku tak ingin-. aku masih bingung untuk mengetik apa, aku ragu akan rasa suka ku ini, apakah ini hanya cinta yang selalu dialami oleh orang" seumuran ku atau tidak. aku tak pernah berbicara tatap muka bersamamu, aku inginkan hal itu tapi aku tak bisa. maaf kan aku mungkin aku jika ada salah yang kuperbuat ditulisan" itu.
   
     jika ini memang cinta yang benar cinta aku ingin bertanya kepadamu. apakah kamu ingat aku? apakah kamu masih mencintaiku? apa yang membuat musuka padaku?, aku masih bingung kenapa perempuan dengan nilai akademis yang baik dan cantik, soleh sepertimu bisa mencintaiku. atau karna aku yang kegeeran karena waktu itu aku membuka identitasmu, mungkin kah yang menulis surat bukan kamu?. masih banyak pertanyaan yang ingin aku tanyakan, aku ingin bertemu kamu tapi aku tak berani jika hanya kamu dan aku, hanya berdua, aku ingin ada penengah antara kita. jujur aku masih malu untuk bertemu dengan mu. afifah terima kasih sudah mencintaiku, dan aku menyukaimu .

Bandung, 28/07/2020, 22:37



Komentar

Rekomendasi untuk kamu baca

Semester 1

Mencium Pipi