Kembali.

 "Hei, kau tau. Selama ini wanita yang selalu aku perhatikan adalah kamu" Kataku, di tempat parkir kala itu. Suasana yang hening, menjadi semakin hening setelah aku mengeluarkan bari kalimat tadi. Terasa angin berhembus dari barat, menerbangkan dedaunan yang berada di atas pohon. Semua diam. Hanya terdengar suara kucing yang sedang memanggil pasangannya. 

5 Menit berlalu. Aku dan Dia hanya terpaku diam di parkiran, tak segera pulang menaiki motor. Entah apa yang ada dipikiran dia. Apakah menunggu kalimat selanjutnya dariku? 

Ini pertamakalinya lagi, setelah 3 tahun aku menahan perasaan ini. Aku tak banyak berharap bahwa aku disukai balik oleh dia. Aku hanya berharap kami tak canggung ketika berbincang. 

Diam itu pecah seketika, setelah kunci motorku jatuh dari genganman. Kami berdua tertawa kecil, saling memberi senyuman. Aku masih menunggu apa kalimat yang akan dikeluarkannya. 

Kala itu, tidak ada siapa siapa di parkiran. Hanya kami dan kendaraan kami saja. Tak ada yang mendengar itu, aku harap. 

"Yang benar?" jawab dia, setelah kami selesai tertawa kecil. 

"Ya, benar" aku mempertegas

Kami berbincang kecil setelahnya, membahas kisah kisah kami selama 3 tahun terakhir. Tak terasa 10 menit berlalu, aku sungguh merasa senang. Karena akhirnya, seseorang yang aku sukai tidak canggung terhadapku. 

Kami saling berpamitan untuk pulang. Menaiki motor, dan pergi kerumah masing masing. Perasaan senang itu tak tertahankan. Aku segera mencari temanku yang berada di tempat biasa dia menatap langit. 

"Oiii" Teriakku di pinggir lapang itu. Tak ada respon darinya, sepertinya dia masih senang dengan pemikiran dia. 

"OOIIII" Teriakku lebih besar. 

"IYA, ADA APA..." Dia berdiri dari tidurnya, dan menghampiriku. Aku menceritakan padanya semua yang terjadi sore itu. 

"Tak apa, kamu pantas buatnya", kata itu membuatku senang. Tetapi, aku tak memiliki hubungan spesial denganya. Hanya sebatas, Teman. 

Perjalanan itu diam, setelah kalimat itu terucap darinya. Sesampainya kami di tempat tinggal kami, dia bergegas kekamarnya. Dan menutup pintunya.

Sekarang, aku disini. Sedang menulis ini, kejadian itu terjadi tadi sore. Sedari tadi, aku memikirkan perasaan temanku ini dan perasaanku sendiri. Rasanya aku bersalah telah mengungkapkan itu. 

Komentar

Rekomendasi untuk kamu baca

Semester 1

Mencium Pipi