Pesan singat

Melihat kearah jendela, membandingkan diri dengan tetesan air yang mengenai sebatang daun. Menanyakan seberapa jauh ku telah melangkah, seberapa banyak ku telah berharap, seberapa banyak ku telah mengorbankan. Dan apa yang telah aku dapatkan?

Sudah 15 menit berlalu, kopi yang aku seduh sore ini mulai dingin. Aku lupa akan kopi yang seharusnya aku minum, untuk diriku hari ini. Aku hanya melihat kearah yang lain, dan menemukan seekor kucing yang berteduh dibawah atap rumah kosong. Membuatku bertanya pada diri sendiri, sudah berapa jauh ku nikmati hidup yang aku miliki? 

Semakin lama, semakin terpikir. Semakin dalam, dan semakin tak terkendali. Berpikir tentang masa lalu, dan masa yang aku sesali. Membuatku terpana ke satu titik, sampai titik itu menjadi lebih luas, dan luas. Membuatku terlelap dalam kebingungan, apakah hidup ini sudah sempurna bagiku atau tidak

Pagi pukul 02:00 malam, langit sudah sangat gelap. Kini, hanya sisa sisa air hujan kemarin. Suasana malam yang cukup dingin, mencoba untuk menghangatkan diri. Pandangan teralihkan kedepan cangkir yang berisi kopi dingin. 

Bergegas ke dapur kecil, membuang kopi sebelumnya. dan mulai kembali memanaskan air untuk kopi yang baru. Terdengar suara kucing yang terbangun, sepertinya dia sedikit terganggu dengan suara air. Aku segera menghampirinya, dan mengelus kepala kucing itu. seketika dia kembali berbaring dan tertidur.

TING~~~

Notifikasi pesan dari handphone ku. Membuat kucing itu terbangun lagi. Aku hanya melihat pesan singkat dari nomor yang tak aku kenal, "Hai" tulisnya. Dan beberapa pesan lainnya yang tak aku baca sejak sore. 

Aku abaikan semua pesan itu, aku segera menyeduh kopi dan bergegas kembali ke kamar. Menikmati secangkir kopi, di temani lampu meja. Dengan satu buku yang sedang ku baca, akhir akhir ini. Ceritanya cukup menarik, tentang seorang yang berjuang mendapatkan cintanya. Klise, tapi seru. 

TING~~~

Notif pesan lagi, 

"Apa kita bisa berkenalan?" Tulis seseorang dari nomor yang bahkan tidak aku simpan. 

"Siapa ini?" Tanyaku dalam hati. Dari mana dia mendapatkan nomor ini. Aku bahkan tidak menyebarkan nomor pribadi ku. Ah sudahlah, aku lebih baik menanyakannya sendiri 

Aku segera membuka pesannya, dan bertanya tentang siapa dia dan dari mana dia mendapatkan nomor ini. Tak lama dari itu, aku melihat chat lain yang dikirim kemarin malam. Dan terungkap, bahwa temanku yang menyebarkannya. Dia membagikan kepada teman perempuannya yang tertarik padaku. 

Malam itu aku habiskan dengan berbincang dengan gadis misterius. 

Komentar

Rekomendasi untuk kamu baca

Semester 1

Mencium Pipi