Pesan waktu

Tahun ini menjadi tahun pertama aku menginjak pendidikan formal. Kegiatan belajar mengajar yang akan menyibukan ku. Perjalanan awal dari sebuah perjalanan yang panjang. Senang, Takut menjadi satu. Permulaan yang cukup menegangkan. 

Tak seperti masa Taman Kanak-Kanak, kali ini kegiatan ku sehari hari akan dihiasi dengan materi materi yang akan begitu memusingkan kepala, lingkungan baru dan kebiasaan kebiasaan baru. 3 tahun pertama ku cukup berkesan, buruknya. Sebagian besar nilai pelajaranku diambang kehancuran. Dan karena itulah, aku menjadi manusia bottom 3 di kelas. 

Disamping itu, aku sudah terbiasa dengan lingkungan ini. Kebiasaan baru itu kini menjadi Habbit yang selalu diulang-ulang dari senin sampai Jumat. aku juga bertemu banyak teman baru, Pengalaman baru, dan Suasana baru.  

20 Agustus 2013, hari yang berarti bagi hati yang sedang menepi. Entah apa yang aku pikirkan, mengapa seseorang seperti Vira kehadirannya tidak aku sadari selama 3 tahun belakangan. Sebuah perasaan yang muncul secara tiba tiba, jantung berdetak lebih kencang dari biasanya, tatapan yang terpaku hanya padanya. 

Apa ini jatuh cinta? perasaan yang kebanyakan orang 'dewasa' rasakan. Apakah aku sudah dewasa? Entah sedang dimabuk apa, pikiranpun segera mencari cara untuk manarik perhatian Vira. Sejak saat itu, aku memiliki tekad yang kuat untuk maju dari keterpurukan ranking kelas. 

Hari demi hari aku lalui dengan lebih bersemangat, mencoba memahami setiap kata yang keluar dari guru. Layaknya orang paling jenius di kelas, aku berlagak sok pintar sepanjang hari. Aku tak peduli sekitar ku, yang penting aku mencolok dan 'terlihat' pintar. 

2016, tiga tahun berlalu sejak tekad yang aku buat. Aku merasa jijik dengan apa yang aku lakukan 3 tahun lalu. Dan kini, itu menjadi bahan candaan teman temanku. Menirukan gayaku yang sok pintar 3 tahun lalu. Tapi yang penting, kini ranking ku tidak terlalu buruk. Aku berhasil memasuki 10 besar, Selama 2 tahun terakhir. Ternyata, sok pintar ada gunanya juga. Setidakny dengan begitu, aku bisa lebih fokus memperhatikan dan bertanya jika ada kesulitan. 

Aku juga pada akhirnya cukup dekat dengan dia, sebagai teman. Berbagai topik kita bicarakan, walau sebagian besar menyangkut mata pelajaran. Juga beredar kabar burung dari orang orang, bahwa aku suka pada dia. Walau memang benar adanya, namun aku belum pernah memberitahu siapapun mengenai hal ini. Dari manapun kabar itu, aku harap kabar tersebut tidak menganggu pikiran dia. Agar, hubungan pertemanan ini terus terjalin. 

3 tahun aku pertahankan untuk berteman dengannya, layaknya teman biasa. Dengan hal itu pula, aku memiliki banyak kenalan perempuan dikelas. Mungkin hanya aku yang berteman dengan perempuan di kelas. Julukanku? hmm, aku tidak ingat.  

Penyesalan pun tiba, ketika aku mengetahui salah satu teman sekelas ku berencana untuk mengungkapkan Perasaan yang dia rasa. Entah sejak kapan, tapi itu membuatku terkejut. Rasa kecil, menjadi besar ketika terdapat orang lian ingin merebut hatinya. Tapi apalah dayaku, aku hanya bisa diam dan menikmati proses mereka

Temanku mengajak Vira ke kantin bersama, hanya sekedar mengobrol ringan. Katanya. Aku dan temanku mengikuti dari belakangan langkah kaki mereka berdua. Sepanjang perjalanan, aku tidak sama sekali merasakan kecanggungan. Mereka begitu akrab, sangat akrab. 

Dada seketika sakit, sesaat aku kehilangan jejak kaki mereka. Temanku sedikit bergumam protes, mengapa langkah kaki ku begitu lambat. Dia yang dari tadi memperhatikan gerak gerik mereka, mengarahkanku untuk terus membuntuti mereka. 

Ditengah perbincangan hangat mereka. Langkah terhenti, suasana yang asalnya akrab menjadi sangat amat canggung. Orang orang disekitar mereka terdiam kaget. Entah apa yang telah terjadi. Sepertinya, pesan yang ingin disampaikan telah tersampaikan. Aku kembali ke kelas, meninggalkan sendiri temanku itu.

Tak banyak yang berubah antara aku dan Vira. Kabar telah jadiannya Virapun tersebar keseluruh penjuru sekolah. Kini, aku dan Vira hanya sebatas teman mengobrol dan diskusi. Tak lebih dari itu. Aku puas dengan apa yang dipilih Vira, akhir yang sudah aku duga dari awal. Tetapi, masih ada sesuatu yang mengganjal pikiran dan hati.

Ujian ujian persiapan Ujian Nasional sudah dimulai. Di masa masa ini, kelas 6 dipenuhi dengan ujian ujian yang sangat wadidaw dan memakan banyak tenaga otak. Banyak ujian tulis yang dikejarkan setiap harinya. Kegiatan ini hanya terlaksana selama 1 Minggu, rasanya seperti 1 Bulan.

Sudah 2 bulan sejak kejadian saat itu. Aku dan Vira masih biasa, hanya saja kita saling sosial distancing, menjaga jarak aman. Muncul pemikiran untuk segera melepaskan perasan yang sudah tertanam lama. Aku harus segera menyerahkan hasilnya, sesegera mungkin. Sebelum aku tidak sempat mengirimkan pesan ini.  

Ujian selesai, dan kami parah siswa/i waktunya istirahat. Semua orang sedang sibuk dengan makanannya sendiri, ada yang kekantin, bermain diluar kelas atau bahkan sekedar berbaring lesu di atas meja. Vira sedang sendiri, pacarny sedang tidak masuk hari ini. Entah kenapa. 

Tanpa pikir panjang, aku mencari tempat paling sunyi di sekolah. Aku mengajak Vira keluar kelas, dan sedikit berbasa basi tentang soal yang kami kerjakan sebelumnya. Langkahku terhenti, Vira kebingungan. Dia bertanya kenapa aku berhenti. 

"Sebenernya, ada yang harus aku ucapkan" Kataku sambil mentap lantai. Vira menghampiriku dengan penuh tanda tanya. Kini kita saling berdekatan, aku yang saat itu malu tak kuasa untuk melanjutkan kalimatku. Hening tercipta saat itu. 

"Kamu suka ya?" vira bertanya dengan polosnya, hatiku berdetak lebih cepat dari biasanya. Kini wajahku yang penuh tanda tanya. Kenapa dia tau. 

"enggak-ngak, bukan itu." Dengan wajah yang memerah.

"Trus apa?"

"Selama ini-" Ucapanku terpotong bel yang berdentang keras. Entah ada apa, tapi kami berdua bergegas kembali ke kelas. 

Pada akhirnya, perasaan mengganjal itu sudah hilang. Kini hanya tersisa kenangan saja. Kecanggungan dan detak jantung itu masih bisa terasa. Pengalaman menakutkan dari sebagian kecil "Dewasa". Aku harap, aku tidak menjadi dewasa dalam waktu dekat. 


Haii, ini adalah versi terbaru dari tulisanku dengan judul Misteri Cinta di Wordpress. Banyak aspek yang aku ubah disini, bisa dibilang. Tulisan ini terinspirasi dari tulisan sebelumnya. dan Fakta menarik, sebagian dari tulisanku ini diambil dari pengalamanku waktu Sekolah Dasar :) 

Tulisan sebelumnya Misteri Cinta Lama

Komentar

Rekomendasi untuk kamu baca

Semester 1

Mencium Pipi