Malas
Sinar matahari yang hangat membuat aku terbangun pagi ini. Mata terbuka lebar, badanku masih nyaman berada diatas kasur tebal ini. Pikiran terbang kesana kemari. Mencerna apa yang sedang terjadi, dan mengumpulkan nyawa untuk segera beralih.
Kemarin malam aku membuka semua sosial mediaku, sampai tak
terasa sudah jam 3 pagi, 3 gelas kopipun berjajar diata. Aroma kopi masih
tercium diruangan sempit ini. Pagi indah untuk bermalas malasan.
Aku bangkit dari posisiku, segera membasuh muka dan pergi
keteras rumah untuk menikmati suasana pagi ini. Matahari terang, pagi ini cukup
tenang. Kucauan burung, angin berhembus tipis dan aku hanya menatap kosong
langit biru.
Kemalasan, satu hal yang aku pikirkan pagi ini. Aku tenggelam
dalam pemikiranku sendiri. Bagaimana itu
bisa terjadi? Apa bentuknya? Dan bagaimana cara mengatasinya? Aku menjabarkan
bentuk bentuk kemalasan yang aku lakukan sepanjang hidupku.
Dalam semua kemungkinan, aku menyimpulkan singkat Media
Sosial adalah penyebab orang orang bermalas malasan termasuk aku. Karena media
sosial adalah wadah praktis penampung konten entertain yang dibutuhkan hampir
semua orang.
Namun, media sosial juga membawa konten edukasi. Hal inilah
yang menjadi penentang argumenku sebelumnya. Media sosial tidak selamanya
menjadi penyebab orang orang bermalas malasan. Karena pada dasarnya, belum
tentu semua orang yang menggunakan media sosial adalah pemalas.
Lalu bagaimana kemalasan ini terjadi? Mungkin, karena
kurangnya motivasi dan tujuan dalam hidup. Sehingga tidak tau harus melakukan
apa. Hal ini pernah terjadi padaku. Saat itu, tujuanku hanya satu. Menyelesaikan
sekolah formal. Dan ya, hasilnya. Semua tugasku selesai, namun tidak ada yang
bisa aku lakukan lagi.
Aku mendengar dari salah satu vidio yang aku tonton di
youtube. Mungkin hobi menjadi solusi. Namun aku beralasan, hobi yang aku suka
terlalu mahal untukku sehingga aku tak mampu melakukan hobi tersebut setiap
waktu. Dan aku kembali menjelajahi jejaring sosial.
Hobi mungkin menjadi salah satu solusi dari kemalasan. Dari
hobi, kita bisa memberikan output yang lebih berguna dalam hidup. Dengan hobi,
kita bisa menyalurkan energi kita sebagaimana yang kita sendiri mau.
Namun pertanyaan lain muncul. Apa tujuan hidup ini?
Komentar
Posting Komentar