Penyesalan

 Sejak pagi, aku berada disekolah. Mondar-mandir sana-sini, hanya untuk mencari hal yang tidak dicari. 


Matahari sudah berada di puncaknya, suhu bumi mulai meningkat. Suatu fenomena sederhana muncul dalam tubuh, haus. 


Aku duduk dilorong sekolah, diam dan merenung hal hal tidak jelas. Yang jelas, aku sendiri. Hanya beberapa orang membawa buku Rapotnya---ya seharusnya aku membawa rapot kesini.


Penyesalan selalu datang diawal, ini adalah bukti dari perkataan itu. 5 menit hanya aku habiskan untuk mengumam sendiri. Menyesali diri ini yang tidak membawa Rapot. Sedetik kemudian aku tersadar, lalu untuk apa aku kesini. TOLOL! teriakkan ku memenuhi lorong sekolah. Entah ada yang dengar,entah tidak.


Aku bergegas menuju tempat motorku diparkirkan. Selama perjalanan, aku masih mengoceh pada diriku yang tolol ini. Kenapa bisa bisanya aku meninggal buku rapot di meja ruang tamu.


Motor ini aku tumpangi dengan kecepatan yang cukup lambat. Aku menikmati sajian jalan yang aku lewati. Warteg, warung dan tukang bakso. Menggoda untuk dimakan. Namun aku menahan.


Dihari terik yang santai itu, dibelokan menuju warteg selanjutnya. Muncul sesosok ibu ibu pengendara motor. Dengan reflek aku menekan pedal rem. Sayangnya itu rem belakang


Bruk! Aku terjatuh seketika. Kaca spion patah, kaki jari jempol terkilir, dan ibu ibu yang hanya menatap kasian. Aku segera mematikan motor, mengangkat motor dari tidurnya dan segera pergi dari sana.


Mungkin ini akibat dari niat ngegodin beberapa detik sebelumnya

Komentar

Rekomendasi untuk kamu baca

Media Sosial