Halaman Terakhir
Layaknya karakter utama dalam sebuah novel, kita akan menyaksikan keberhasilannya di halaman terakhir. Kesimpulan dari semua petualangan yang telah ia lakukan sepanjang cerita dalam novel. Namun, bukan berarti kisah karakter utama akan berakhir dinovel itu. Masih akan banyak petualangan yang menantinya.
Seperti novel itu, blog inipun memiliki halaman terakhir. Tulisan terakhir. Cerita terakhir. Dan karakter utama yang.... ganteng. jiakh.
Source: Freepik |
Sudah 3 tahun lamanya aku menulis di website ini. Awalnya sih hanya sekedar ingin membagikan cerita konyol dimasa lalu. Sekaligus melatih kemampuan mengetik 10 jari yang baru dilatih waktu itu.
Walau ya, pembacanya itu itu aja. Orang orang yang liat
Status WhatsApp. Tapi aku cukup bangga sekarang. Sudah memiliki lebih dari 50
tulisan. Yang ragamnya tentu saja bercampur. Ada tentang motivasi, pendapat,
juga kisah tentang masa lalu.
Kadang sih.... ada sesi curhat.
3 Tahun itu waktu yang cukup panjang buatku. Walau sejak awal memang aku tidak konsisten membuat sebuah tulisan. Bahkan aku pernah mencoba #30dayschallage buat tulisan diblog. Tapi ya begitu, gagal. Alasannya sih satu, aku terlalu perfecsionis dan masih mempertimbangkan untuk menulis.
Bermula dari Covid-19, saat itu banyak kegiatan distop. Termasuk
sekolah. Libur 2 minggu yang dijanjikan, itu hanya sebuah permulaan dari libur
2 tahun yang melahkan. Hari demi hari dilalui, kegiatan demi kegiatan terus
diulang. Tak bertemu orang baru, kejadian baru. Rutinitas yang kesannya
melelahkan.
Rumah yang harusnya menjadi tempat untuk beristirahat. Kini seperti
penjara. Banyak kegiatan dibatasi. Internet, menjadi tepat satu satunya untuk
berinteraksi dengan dunia luar. Dan internet, menjadi jendela lebih luas untuk
kita bersosialisasi.
Tapi bukan itu intinya, dari semua rutinitas dirumah yang
aku lakukan. Dimalam itu, aku mencoba membuka laptop salah satu kakakku.
Setelah seharian dipakai untuk marathon naruto sama salah satu adik laki
lakiku. Yang sampai saat ini, openingnya masih terngiang ngiang.
Aku mencoba meluapkan rasa sesak itu, rasa yang selama ini
sulit diuangkapkan. Berbekal latihan beberapa bulan semenjak karatina. Aku menulis
kata demi kata dengan hikmat. 20 menit berlalu. Dan tulisan itu berakhir.
Entah apa yang aku tulis, bahkan aku lupa keseluruhan
isinya. Tapi yang pasti, hal itu menjadi titik awal aku menyukai bercerita
melalui tulisan. Kemudan beberapa hari setelah malam itu. Aku teringat tentang
mata pelajaran TIK, yang membahas salah satu website berbasis teks Blogger.
Aku mencoba membuat akun, melihat kedalam blogger. Membuat postingan
baru, dan mencoba bercerita singkat disana. Aku hanya terpikir salah satu
kejadian ketika aku TK. Masuk kedalam kolam ikan. Itu hal yang masih aku ingat
hingga sekarang.
“Seenggaknya, aku bisa liat ikan dari dekat” kata Zharfan
kecil, ditengah tengah partikel air yang mulai menengelamkannya. Dipikir pikir
lucu juga sih.
Kemudian dilanjutkan dengan kisah kisah berikutnya. Pembacanya
masih sama, orang orang yang melihat status whatsappku. Aku rasa blog sudah bukan menjadi tempat
berbagi cerita yang pas saat ini. Jadi cukup wajar, jika pembacanya masih orang
orang yang aku kenal.
Akhir kata, blog ini akan menjadi sejarah. Setidaknya untuk
diriku sendiri. Bukan berarti hobi mengetikku akan terhenti disini. Hanya saja
aku merasa, blog sudah tidak relevan lagi. aku akan mencoba hal baru, yang bisa
menyalurkan hobi baruku selama 3 tahun terakhir ini.
Thankyou, have a good days. And Bye~
Komentar
Posting Komentar